News (12)

Children categories

Tantangan Praktisi HR dalam Menghadapi Pandemi Covid 19 dan Era New Normal

Tantangan Praktisi HR dalam Menghadapi Pandemi Covid 19 dan Era New Normal (1)

Kita tidak akan pernah tahu kapan pandemi covid 19 akan berakhir. Sebagai praktisi HR hal yang menjadi prioritas utama adalah menjaga agar kesehatan pegawai tetap prima dan terjaga. Yang kedua roda organisasi tetap harus berputar dengan cara meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja. Inilah tantangan baru pengelolaan HR di masa pandemi dan era kebiaasaan baru. Lalu hikmah apa yang bisa dipetik dari kejadian ini semua? Bahwa bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sebelum pandemi, untuk melakukan meeting biasanya kita harus datang ke kantor. Kalau di kota-kota besar seperti Jakarta karena kemacetan lalu lintas sehingga untuk datang ke kantor rata-rata memerlukan waktu 1 – 2 jam. Saat ini kita bisa melakukan meeting-meeting penting secara online dimana saja yang tidak terkedala tempat sehingga lebih produktif.


Sebagian besar dari kita tidak pernah membayangkan akan terjadi pandemi covid secara global seperti saat ini. Sebagian besar sektor bidang usaha terkena dampaknya. Banyak tejadi gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), penutupan berbagai usaha karena tidak sanggup lagi menghadapi krisis dan lain sebagainya. Dampak pandemi yang bergelombang atau berjilid jilid terjadi silih berganti diberbagi belahan dunia. Untuk itu kita dituntut untuk adaptif terhadap perubahan situasi dan kondisi tersebut.


Di sisi yang lain era industri 4.0 juga sedang berkembang yang ditandai dengan disrupsi informasi dan teknologi dimana para praktisi HR harus beradaptasi dan agile (lincah) dalam menghadapi era tersebut. Tidak hanya perubahan yang cepat dalam bidang teknologi informasi, para praktisi HR juha harus mampu menghadapi zaman yang penuh ketidak pastian, perubahan yang cepat harus mampu diimbangi dengan bagaimana kita berperilaku yang baik dan produktif, mempunyai mindset dan paradigma baru di era digital yang serba cepat dan terotomasi yang melibatkan, big data dan artificial intelligence serta era new normal akibat pandemi covid 19. Terus belajar dan meningkatkan kompetensi agar bisa survive di era baru tersebut.

View items...
  • News

Teori Motivasi

Teori Motivasi
Berikut ini berbagai teori motivasi menurut para pakarnya yaitu: Maslow (teori hierarki kebutuhan), McClelland (teori motivasi prestasi), Mc Gregor (teori X dan Y), teori motivasi Hezberg, dan Teori ERG Aldefer. Berikut penjelasannya:

a. Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:

1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.

2. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.

3. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.

4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.

5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.

b. Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland
Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu :
1. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.
2. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.
3. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.

c. Teori X dan Y dari Mc. Gregor
Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 87 )
1. Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
2. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
3. Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya.
Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa anggapn-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan pada kenyataannya.
Anggapan dasar teori Y adalah :
a. Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau istirahat.
b. Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung jawab.
c. Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh pegawai.
d. Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya tujuan organisasi.

d. Teori Motivasi dari Herzberg
Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi, penghargaan dan tanggung jawab.
Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.

e. Teori ERG Aldefer
Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G).
Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih rendah.
Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.

Jika anda ingin berdiskusi dan mendapatkan informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
081218699722 / E-mail : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Last modified on Friday, 25 October 2024 14:13
  • News

MANAJEMEN STRES DALAM ORGANISASI

Manajemen Stress Dalam Organisasi
Pengertian Manajemen Stress
Stress merupakan bentuk reaksi psikologis yang normal terjadi jika terjadi peningkatan beban kehidupan, seperti beban pekerjaan. Stress timbul sebagai peringatan diri kita sendiri bahwa otak mengalami tekanan yang berlebihan.
Di lingkungan kerja, stress mudah sekali dilihat dari ekspresi rekan-rekan Anda atau bawahan Anda jikalau ada pekerjaan yang menumpuk. Stress yang tidak segera ditangani dalam lingkungan kerja bisa menyebabkan kinerja karyawan menurun sehingga pekerjaan bisa saja tidak terselesaikan dengan baik.
Dalam perusahaan dikenal istilah manajemen stress atau stress management sebagai upaya untuk menangani stress atau tekanan di lingkungan kerja. Pengertian manajemen stress dalam dunia kerja adalah kemampuan untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara lebih efektif agar tidak terjadi gangguan atau tekanan pikiran akibat penumpukan pekerjaan.

Tujuan Manajemen Stress Dalam Organisasi
Apa tujuan manajemen stress? Tujuan manajemen stress adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu agar menjadi lebih baik.
Tujuan manajemen stress dalam organisasi adalah untuk:
• Mengantisipasi kemungkinan munculnya penyebab stress
• Mencegah terjadinya stress pada individu dan organisasi secara keseluruhan
• Mengelola stress agar tidak menimbulkan akibat yang lebih buruk
• Memulihkan individu dan atau organisasi dari stress

Pada umumnya stress dapat mempengaruhi emosi dan cara berpikir seseorang. Apabila stress atau tekanan yang dialami seseorang terlalu besar, hal ini bisa mengancam kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi dan kondisi lingkungannya.
Untuk mencegah kondisi yang lebih parah maka diperlukan manajemen stress yang baik.

Cara Mengelola Stress Dalam Organisasi
Stress biasanya diungkapkan secara emosional sehingga dapat mengganggu komunikasi antar sumber daya, baik diantara karyawan maupun karyawan dengan atasan. Oleh karena itu, organisasi harus punya strategi manajemen stress yang baik dalam perusahaan.
Menurut Robbins, ada dua cara dalam mengelola stress, yaitu:

1. Melakukan Pendekatan Individual

Pendekatan individual sangat menentukan keberhasilan manajemen stress di dalam organisasi. Beberapa pendekatan individual ini diantaranya:
• Menerapkan manajemen waktu yang baik
• Menambah waktu untuk berolah raga
• Melatih diri untuk relaks/ santai
• Memperluas networking/ bersosialisasi dan dukungan sosial

2. Melakukan Pendekatan Organisasional
Pendekatan organisasional dalam upaya mengelola stress di dalam organisasi.

Jika anda ingin berdiskusi dan mendapatkan informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
081218699722 / E-mail : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Last modified on Friday, 18 October 2024 12:42
  • News

ANALISIS PEKERJAAN

ANALISIS PEKERJAAN
Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan (job analysis) adalah prosedur secara sistematis untuk mencari informasi tentang suatu pekerjaan, yang berkaitan dengan apa yang di kerjakan oleh posisi/jabatan tersebut, dimana tempat mengerjakan nya, bagaimana cara melakukan pekerjaan nya bertanggung jawaban kepada siapa, dalam kondisi lingkungan kerja seperti apa dan spesifikasi/kualifikasi yang dipersyaratkan kepada pemegang jabatan dan sebagainya. Ouput dari analisa jabatan adalah job description atau uraian pekerjaan.

Job Description (Uraian Pekerjaan)
Adalah daftar tentang tugas pokok dan fungsi dari suatu pekerjaan/jabatan, apa tanggung jawabnya, koordinasi dan pelaporan kepada siapa, tanggung jawab pengawasan dan lain sebagainya.

Job Specification (Spesifikasi Jabatan)
Adalah daftar persyaratan atau kualifikasi yang harus dipenuhi dari pemangku jabatan yang meliputi pendidikan, pengalaman kerja, kompetensi, kepribadian dan lain sebagainya.
Kegunaan dari hasil analisis jabatan terkait dengan fungsi-fungsi SDM lainnya seperti rekrutmen dan seleksi, training & development, job grading, kompensasi, performance appraisal (penilaian kinerja) dan lain sebagainya.

Perbedaan job description dan job specification

Job Analisis

Contoh Job Description

Jabatan: Area Sales Manager
Deskripsi pekerjaan:
• Bertanggung jawab dalam mengatur dan mengakomodir distribusi produk perusahaan ke daerah yang telah ditentukan.
• Bertanggung jawab dalam mencapai target penjualan yang telah ditetapkan.
• Menyiapkan rencana penjualan dan pemasaran produk.
• Merencanakan teknik promosi penjualan produk

Contoh Job Specification
Kualifikasi:
• Pendidikan minimal S-1 semua jurusan
• Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai Area Sales Manager diperusahaan sejenis.
• Mampu menangani distributor penjualan dengan handal
• Mampu berbahasa Inggris dengan baik.
• Bersedia ditempatkan di kota-kota tertentu.

Job analisis adalah menganalisis pekerjaan bukan menganalisis pemegang jabatan. Dalam praktik analisis jabatan sering terjasi bias. Maka langkah-langkah yang dilakukan dalam proses analis jabatan, analis harus mengerti betul tentang prosedur dan teknik analisis jabatan.

Jika anda ingin berdiskusi dan mendapatkan informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
081218699722 / E-mail : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Last modified on Friday, 25 October 2024 10:22
  • Amira
  • MANAJEMEN TALENTA (TALENT MANAGEMENT)

MANAJEMEN TALENTA (TALENT MANAGEMENT)

Setiap perusahaan/organisasi seharusnya mempunyai SDM yang berkualitas agar dapat menjalankan misi dan strategi nya untuk mewujudkan visi nya. SDM yang diinginkan tidak selalu tersedia sehingga mengakibatkan terjadinya kesenjangan baik dari segi kualitas dan kuantitas nya. Kesenjangan dapat dipenuhi antara lain melalui rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, manajemen kinerja dan praktik-praktik pengelolaan HR yang lain yang berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen SDM berbasis kompetensi. Selanjutnya perlu dilakukan penyiapan talent pool dan membangun talent management adalah merupakan upaya untuk mengatasi kebutuhan akan pegawai saat ini dan di masa yang akan datang.

Talent Management adalah bagian utuh dari proses manajemen SDM untuk menarik, onboarding, mengembangkan, memotivasi, dan mempertahankan karyawan berkinerja tinggi. Talent Management ditujukan untuk meningkatkan kinerja bisnis melalui berbagai praktik yang membuat karyawan lebih produktif

Manajemen talenta (talent management) bertujuan agar perusahaan/organisasi mampu :
1. Menyusun strategi dan kegiatan manajemen talenta (talent management)
2. Memastikan organisasi mempunyai SDM yang handal dengan jumlah dan kualitas sesuai kebutuhan untuk saat ini dan di masa yang akan datang
3. Melakukan proses talent management meliputi identifikasi, pengelolaan dan pengembangan talent.
4. Membangun talent pool yang berkesinambungan

Berdasarkan hal tersebut diatas, perusahaan/organisasi harus mampu merancang dan mengimplementasikan manajemen talenta yang dapat menyelaraskan antara tujuan-tujuan organisasi dengan praktik-praktik manajemen SDM yang seharusnya dilakukan beserta ukuran-ukuran keberhasilannya agar perusahaan/organisasi lebih mudah mengeksekusi strateginya, melakukan langkah-langkah perbaikan secara berkesinambungan untuk mencapai visi dan misi nya

 

Jika anda ingin berdiskusi dan mendapatkan informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
HP/WA : 081218699722 / E-mail : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

  • Amira
  • Tantangan Praktisi HR dalam Menghadapi Pandemi Covid 19 dan Era New Normal

Tantangan Praktisi HR dalam Menghadapi Pandemi Covid 19 dan Era New Normal

Kita tidak akan pernah tahu kapan pandemi covid 19 akan berakhir. Sebagai praktisi HR hal yang menjadi prioritas utama adalah menjaga agar kesehatan pegawai tetap prima dan terjaga. Yang kedua roda organisasi tetap harus berputar dengan cara meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja. Inilah tantangan baru pengelolaan HR di masa pandemi dan era kebiaasaan baru. Lalu hikmah apa yang bisa dipetik dari kejadian ini semua? Bahwa bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sebelum pandemi, untuk melakukan meeting biasanya kita harus datang ke kantor. Kalau di kota-kota besar seperti Jakarta karena kemacetan lalu lintas sehingga untuk datang ke kantor rata-rata memerlukan waktu 1 – 2 jam. Saat ini kita bisa melakukan meeting-meeting penting secara online dimana saja yang tidak terkedala tempat sehingga lebih produktif.


Sebagian besar dari kita tidak pernah membayangkan akan terjadi pandemi covid secara global seperti saat ini. Sebagian besar sektor bidang usaha terkena dampaknya. Banyak tejadi gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), penutupan berbagai usaha karena tidak sanggup lagi menghadapi krisis dan lain sebagainya. Dampak pandemi yang bergelombang atau berjilid jilid terjadi silih berganti diberbagi belahan dunia. Untuk itu kita dituntut untuk adaptif terhadap perubahan situasi dan kondisi tersebut.


Di sisi yang lain era industri 4.0 juga sedang berkembang yang ditandai dengan disrupsi informasi dan teknologi dimana para praktisi HR harus beradaptasi dan agile (lincah) dalam menghadapi era tersebut. Tidak hanya perubahan yang cepat dalam bidang teknologi informasi, para praktisi HR juha harus mampu menghadapi zaman yang penuh ketidak pastian, perubahan yang cepat harus mampu diimbangi dengan bagaimana kita berperilaku yang baik dan produktif, mempunyai mindset dan paradigma baru di era digital yang serba cepat dan terotomasi yang melibatkan, big data dan artificial intelligence serta era new normal akibat pandemi covid 19. Terus belajar dan meningkatkan kompetensi agar bisa survive di era baru tersebut.

  • News

Assesment Center

Assesment Center
Assesment Center diartikan sebagai proses sistematis untuk menilai kompetensi yang dipersyaratkan guna mencapai kinerja unggul di dalam organisasi. Definisi lain Assesment Center adalah sebuah proses penilaian yang dilakukan oleh beberapa penilai (Assesor) dengan menggunakan lebih dari satu metode (multi-method) untuk mendapatkan bukti-bukti perilaku yang menunjukkan sejauhmana kompetensi yang dinilai, dimiliki oleh peserta.

Manfaat Assesment Center:
Bagi Organisasi:
1.    Untuk mendapatkan pegawai sesuai dengan kompetensi yang diperlukan
2.    Mengetahui gap kompetensi pegawai sehingga dapat digunakan sebagi masukan dalam program pengembangan dan pelatihan pegawai
3.    Mengetahui potensi pegawai untuk digunakan dalam berbagai program bidang SDM untuk peningkatan kinerja

Bagi Pegawai:
1.    Dengan mengetahui profil kompetensi nya, pegawai dapat mengoptimalkan potensi diri nya
2.    Mengetahui kesesuaian antara pekerjaan dan kompetensi nya
3.    Berdasarkan unpan balik yang diberikan dari Assesment Center pegawai dapat mengembangkan dirinya  

Proses assesment yang dipergunakan menggunakan pendekatan psikodiagnostik yang komprehensif dan mendalam, lebih dipertajam dengan menggunakan beberapa tools (alat) dan interview. Pengambilan data dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dalam bidang tersebut. Adapun aspek kompetensi yang akan dijaring melalui proses assesment ini adalah kompetensi-kompetensi dasar yang merupakan kualifikasi/kriteria seorang pegawai baik struktural maupun fungsional dari berbagai tingkatan sesuai kebutuhan. Dalam rangka mencapai tujuan program assesment ini kami mengunakan metode pendekatan psikodiagnostik sebagai fokus untuk mendapatkan data yang dipertajam dengan tools (alat) seperti: analisis kasus, presentasi, role play, in basket, diskusi kelompok, self assesment dan interview.

Jika anda ingin berdiskusi dan mendapatkan informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
081218699722 / E-mail : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Last modified on Wednesday, 03 February 2021 09:19
  • Amira
  • RACI atau ARCI

RACI Atau ARCI

RACI Matrik merupakan salah satu alat bantu manajemen dalam mengidentifikasi peran dan tanggung jawab tim atau karyawan. Pembagian peran, tugas dan tanggung jawab yang jelas akan berdampak pada produktivitas kerja karena tidak ada “grey area” dalam proses pelaksanaan pekerjaan dan pengambilan keputusan bisa lebih cepat dilaksanakan.
RACI adalah singkatan dari Responsible, Accountable, Consulted and Informed. RACI Model adalah matriks untuk seluruh aktivitas atau otorisasi keputusan yang harus diambil dalam suatu organisasi yang dikaitkan dengan seluruh pihak atau posisi yang terlibat (Smith, 2015).

RACI 2.png

 

Responsible, yaitu orang yang secara langsung melakukan tugas atau pekerjaan. Responsible yang dimaksud dalam hal ini adalah pelaksana tugas.
Accountable, adalah Penanggung Jawab dan Pengambil Keputusan. Yaitu orang yang bertanggung jawab dan memiliki wewenang pada suatu tugas atau pekerjaan.
Consulted, yaitu orang yang memberikan masukan, pendapat atau Kontribusi ketika diperlukan pada tugas atau pekerjaan tersebut. Consulted pada dasarnya adalah Konsultan ataupun penasehat.
Informed, yaitu orang yang perlu mengetahui tindakan dan hasil ataupun keputusan yang telah diambil.

 

Kegunaan RACI Matrik ini untuk organisasi yang dikelola adalah (Smith, 2015).
• Menggambarkan peran dan tanggung jawab serta tuga masing-masing department/orang dalam melakukan suatau pekerjaan.
• Menghilangkan tugas-tugas yang masuk dalam grey area, tugas yang tidak jelas siapa yang menjalankannya karena tidak ada yang mengerjakan maupun tugas yang tumpang tindih antar department.
• Mengidentifikasi beban kerja yang telah ditugaskan kepada karyawan tertentu atau departemen
• Memastikan bahwa proses tertentu tidak terlalu dominan
• Memastikan bahwa anggota baru dijelaskan tentang peran dan tanggung jawab
• Menemukan keseimbangan yang tepat antara garis dan tanggung jawab pekerjaan
• Mendistribusikan kerja antara kelompok untuk mendapatkan efisiensi kerja yang lebih baik
• Terbuka untuk menyelesaikan konflik dan diskusi
• Mendokumentasikan peran dan tanggung jawab orang-orang dalam organisasi


Contoh RACI Matrik

 

RACI.png

 

Jika anda ingin berdiskusi dan mendapatkan informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi :
081218699722 / E-mail : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

  • Dapatkah Professional dan Praktisi HR (Human Resource) Terbebas Dari KKN?

Dapatkah Profesional dan Praktisi HR (Human Resource) Terbebas Dari Praktek KKN ?

Adalah sesuatu hal yang sulit jika Professional dan Praktisi HR menghindari praktek KKN. Sebagai Professional dan Praktisi HR saya menghimbau dan mewajib kan anda untuk ber- KKN. Wah …kan KKN itu melanggar Undang - undang. Nanti bisa ditangkap KPK? Eit..Tunggu dulu KKN yang satu ini lain. Bukan Kolusi Korupsi Nepotisme. Bukan pula Kuliah Kerja Nyata.

Last modified on Wednesday, 26 June 2019 04:02
  • Quadrant Awipana

Quadrant Awipana

SOFTWARE UNTUK MENYUSUN STRUKTUR SKALAUPAH/GAJI ( GRADING/LEVELING)

Berdasarkan amanat Pasal 92 UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan:

Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi.

Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas.

Ketentuan mengenai struktur dan skala upah sebagaimana dimaksud pada ayat diatur dengan Keputusan Menteri.

Kemudian pada tahun 2004 Pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi No. 49 tentang Pengupahan.

Untuk memudahkan perusahaan/organisasi dalam menyusun struktur dan skala upah/gaji itu kami menghadirkan software AWIPANA.

Last modified on Wednesday, 03 June 2020 07:00
  • Penilaian Kerja Performanced & Management System

Penilaian Kinerja & Performance Management System

Penilaian kinerja adalah system untuk menilai kinerja/performance karyawan dalam periode tertentu misal per 6 bulanan atau tahunan. Tujuan dari penilaian kinerja antara lain untuk training dan pengembangan karyawan, remunerasi, promosi dan sudah barang tentu untuk dokumentasi perusahaan.

Last modified on Wednesday, 11 November 2020 04:41